Kredit Nganggur Perbankan Tembus Rp2.500 Triliun, OJK Angkat Suara
- Senin, 22 Desember 2025
JAKARTA - Lonjakan nilai kredit yang belum tersalurkan oleh perbankan nasional menjadi sorotan menjelang penutupan tahun 2025. Angka kredit nganggur atau undisbursed loan tercatat terus meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan kini telah menembus kisaran Rp2.500 triliun.
Kondisi ini memunculkan beragam tafsir, mulai dari kekhawatiran terhadap perlambatan penyaluran kredit hingga potensi ruang ekspansi pembiayaan di masa mendatang. Otoritas Jasa Keuangan menilai fenomena ini tidak serta-merta mencerminkan lemahnya fungsi intermediasi perbankan.
Sebaliknya, besarnya komitmen kredit yang belum ditarik justru dinilai membuka peluang peningkatan realisasi kredit ketika kondisi ekonomi dan kepercayaan dunia usaha membaik.
Baca Juga
Kredit Nganggur Terus Meningkat
Berdasarkan data terbaru, kredit yang belum disalurkan perbankan menunjukkan tren kenaikan sejak pertengahan 2025. Nilai undisbursed loan tercatat sebesar Rp2.372 triliun pada Agustus 2025. Angka tersebut kemudian meningkat menjadi Rp2.450 triliun pada Oktober 2025 dan kembali naik menjadi Rp2.509,4 triliun per November 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, peningkatan tersebut mencerminkan adanya ruang tarik kredit yang masih longgar di sistem perbankan. Menurutnya, komitmen kredit yang besar ini berpotensi mendorong pertumbuhan pembiayaan ke depan apabila dimanfaatkan secara optimal oleh debitur.
“Dengan adanya komitmen kredit/pembiayaan yang besar tersebut, terdapat potensi peningkatan realisasi kredit di masa mendatang,” ujar Dian.
Dian menambahkan, kondisi ini memberikan fleksibilitas bagi pelaku usaha untuk melakukan ekspansi ketika prospek ekonomi dinilai lebih menjanjikan. Bank telah menyiapkan plafon pembiayaan, sementara keputusan pencairan tetap berada di tangan debitur sesuai kebutuhan bisnisnya.
OJK Soroti Peluang Ekspansi Usaha
OJK memandang tingginya kredit nganggur sebagai sinyal bahwa sektor perbankan masih memiliki kapasitas kuat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Dalam situasi ketika kondisi ekonomi membaik dan kepercayaan pelaku usaha meningkat, pencairan kredit diperkirakan dapat bergerak lebih cepat dan mendorong aktivitas sektor riil.
Dian menilai, peningkatan realisasi kredit sangat bergantung pada dinamika ekonomi ke depan. Jika dunia usaha melihat peluang pasar yang lebih luas dan permintaan yang meningkat, maka fasilitas kredit yang telah tersedia dapat segera dimanfaatkan.
Pertumbuhan fasilitas kredit yang belum disalurkan ini juga diperkirakan akan mengalami moderasi seiring dengan penyesuaian strategi bisnis bank. Penyesuaian tersebut mencakup pengelolaan risiko, selektivitas debitur, serta penyesuaian portofolio pembiayaan sesuai dengan arah kebijakan ekonomi nasional.
Dengan posisi ini, sektor perbankan dinilai tetap memiliki ruang yang memadai untuk mendukung pembiayaan produktif, asalkan disertai pendekatan kehati-hatian dan manajemen risiko yang kuat. OJK menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan tetap menjadi prioritas utama dalam mendorong pertumbuhan kredit.
Faktor Pendorong Pertumbuhan Kredit
Sejumlah indikator ekonomi menunjukkan sinyal perbaikan yang berpotensi mendorong peningkatan penyaluran kredit. Pemulihan di beberapa sektor ekonomi, ditambah dukungan kebijakan fiskal dan moneter, dinilai dapat memperkuat efek pengganda terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.
Beberapa faktor yang dinilai dapat mendorong pertumbuhan kredit antara lain transmisi kebijakan moneter yang semakin membaik, tren penurunan suku bunga pinjaman, serta percepatan belanja pemerintah dan investasi swasta. Kondisi ini diharapkan mampu meningkatkan permintaan pembiayaan dari sektor riil.
Selain itu, data Purchasing Managers’ Index Manufaktur Indonesia pada November 2025 berada di level ekspansif sebesar 53,50, membaik dibandingkan Oktober 2025 yang tercatat 51,20. Capaian tersebut mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas perekonomian yang, jika berlanjut, berpotensi mendorong permintaan kredit perbankan.
Prospek ekonomi yang lebih positif juga tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen November 2025 yang berada di zona optimis sebesar 124,03, meningkat dibandingkan Oktober 2025 yang sebesar 121,22. Meningkatnya keyakinan konsumen umumnya sejalan dengan naiknya aktivitas konsumsi dan investasi.
Koordinasi Jaga Stabilitas Sistem Keuangan
OJK menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi secara aktif dengan pemerintah dan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan. Koordinasi ini dilakukan untuk memantau perkembangan sektor keuangan sekaligus menyiapkan langkah-langkah antisipatif dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional.
“OJK secara aktif senantiasa berkoordinasi dengan Pemerintah dan stakeholders lainnya termasuk yang tergabung dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan terkait berbagai kebijakan dalam rangka melakukan monitoring dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” imbuh Dian.
Sementara itu, Bank Indonesia juga mencatat besarnya nilai undisbursed loan di sistem perbankan. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebutkan bahwa kredit yang belum dicairkan pada November 2025 mencapai Rp2.509,4 triliun, setara dengan 23,18 persen dari total plafon kredit yang tersedia.
“Fasilitas pinjaman yang belum dicairkan (undisbursed loan) pada November 2025 masih besar, yaitu mencapai Rp 2.509,4 triliun,” ujar Perry.
Ke depan, sinergi kebijakan antara otoritas moneter, fiskal, dan pengawas keuangan diharapkan mampu mendorong optimalisasi penyaluran kredit tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian. Dengan kondisi tersebut, kredit nganggur yang besar justru dapat menjadi amunisi bagi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional ketika momentum pemulihan semakin kuat.
Ibtihal Afrah Watahani
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
OJK Proyeksikan Pertumbuhan Fintech Lending Positif hingga Tahun 2026
- Senin, 22 Desember 2025
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BRIN Pastikan Arsinum Optimal Penuhi Air Bersih Warga Sumatera
- 22 Desember 2025
2.
Kemenag Perkuat Literasi Ilmu Falak Bagi Generasi Muda Indonesia
- 22 Desember 2025
3.
4.
5.
Telkom Siapkan Infrastruktur Digital Andal Sambut Natal Tahun Baru
- 22 Desember 2025










