Senin, 22 Desember 2025

Superbank Catat Laba Signifikan Dorong Akselerasi Bank Digital

Superbank Catat Laba Signifikan Dorong Akselerasi Bank Digital
Superbank Catat Laba Signifikan Dorong Akselerasi Bank Digital

JAKARTA -  Perjalanan transformasi perbankan digital di Indonesia terus menunjukkan dinamika yang menarik. Di tengah persaingan ketat dan kebutuhan investasi besar, tidak semua bank digital mampu membuktikan keberlanjutan model bisnisnya. 

Namun, kinerja terbaru PT Super Bank Indonesia Tbk. memperlihatkan bahwa strategi yang tepat, disiplin pengelolaan risiko, serta fokus pada kebutuhan nasabah dapat berbuah hasil signifikan dalam waktu relatif singkat.

Hingga November 2025, Superbank berhasil mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp122,4 miliar. Pencapaian ini menjadi tonggak penting, terutama jika dibandingkan dengan kondisi pada November 2024 ketika perseroan masih membukukan rugi sebesar Rp388,43 miliar. 

Baca Juga

IHSG Menguat Jelang Libur Natal Tahun Baru Pasar Saham

Perubahan kinerja tersebut menandai pergeseran fundamental dalam struktur bisnis dan operasional bank digital ini. Presiden Direktur Superbank, Tigor M. Siahaan, menyampaikan bahwa capaian tersebut mencerminkan kekuatan fundamental serta arah pertumbuhan perseroan yang semakin solid. 

Ia menilai bahwa perkembangan bisnis Superbank tidak terjadi secara instan, melainkan hasil dari konsistensi strategi yang dijalankan sejak awal.

Fondasi Bisnis Digital yang Semakin Matang

Menurut Tigor, pertumbuhan jumlah nasabah, peningkatan aktivitas transaksi, serta kinerja keuangan yang berkelanjutan menjadi indikator bahwa model bisnis Superbank berada pada jalur yang tepat. Bank digital ini terus memperkuat posisinya dengan menghadirkan layanan yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

“Fokus kami tetap pada membangun layanan perbankan digital yang relevan dengan kebutuhan sehari-hari, dijalankan secara prudent, dan didukung oleh fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang,” kata Tigor dalam keterangannya, Minggu (21/12/2025).

Pendekatan tersebut tidak hanya bertujuan mengejar pertumbuhan agresif, tetapi juga memastikan bahwa ekspansi dilakukan dengan tata kelola dan manajemen risiko yang terukur. Dalam konteks industri perbankan digital, keseimbangan antara inovasi dan kehati-hatian menjadi faktor krusial untuk menjaga kepercayaan nasabah dan regulator.

Dorongan Kinerja dari Intermediasi dan Pendapatan Bunga

Laba sebelum pajak Superbank hingga November 2025 ditopang oleh kinerja pendapatan bunga bersih yang tumbuh signifikan. Pendapatan bunga bersih perseroan tercatat meningkat 165% secara tahunan menjadi Rp1,4 triliun, seiring dengan pertumbuhan intermediasi yang berkelanjutan.

Penyaluran kredit menjadi salah satu pendorong utama kinerja tersebut. Hingga November 2025, Superbank telah menyalurkan kredit sebesar Rp9,3 triliun. Nilai ini meningkat 58% secara tahunan dibandingkan dengan realisasi pada November 2024 yang mencapai Rp5,89 triliun.

Pertumbuhan kredit ini menunjukkan meningkatnya kepercayaan nasabah terhadap layanan Superbank, sekaligus mencerminkan efektivitas strategi penyaluran pembiayaan yang dijalankan. Dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan, kemampuan menjaga kualitas intermediasi menjadi indikator penting kesehatan bank.

Penghimpunan Dana dan Ekspansi Aset

Di sisi pendanaan, Superbank juga mencatatkan kinerja yang kuat. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun mencapai Rp11,0 triliun hingga November 2025. Angka ini tumbuh 149% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp4,42 triliun.

Pertumbuhan DPK tersebut berkontribusi langsung terhadap peningkatan skala aset perseroan. Total aset Superbank tercatat mencapai Rp18,0 triliun per akhir November 2025, tumbuh 69% secara tahunan dari posisi Rp10,61 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja ini menunjukkan bahwa Superbank tidak hanya berhasil menarik dana masyarakat, tetapi juga mampu mengelolanya secara produktif. Pertumbuhan aset yang konsisten menjadi sinyal positif bagi keberlanjutan bisnis bank digital di tengah ekspektasi pasar yang semakin tinggi.

Basis Nasabah dan Penguatan Permodalan

Sejalan dengan pertumbuhan kinerja keuangan, Superbank juga mencatatkan ekspansi signifikan dari sisi basis nasabah. Sejak pertama kali diluncurkan pada Juni 2025, Superbank telah melayani lebih dari 5 juta nasabah.

Aktivitas transaksi menunjukkan tren yang terus meningkat. Rata-rata transaksi harian telah melampaui 1 juta transaksi per hari, didorong oleh kenaikan lebih dari 40% pada kuartal III/2025 dibandingkan periode sebelumnya. Lonjakan ini mencerminkan tingginya tingkat keterlibatan nasabah dalam menggunakan layanan Superbank untuk kebutuhan finansial sehari-hari.

Di sisi permodalan, pencatatan saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia membawa dampak strategis bagi perseroan. Superbank kini telah memenuhi kriteria Kelompok Bank Berdasarkan Modal Inti atau KBMI 2. Dengan struktur permodalan yang lebih kuat, Superbank memiliki ruang yang lebih luas untuk memperbesar skala usaha dan memasuki fase pertumbuhan berikutnya sebagai perusahaan terbuka.

Penguatan permodalan ini menjadi fondasi penting bagi Superbank untuk bersaing di industri perbankan nasional, sekaligus mendukung rencana ekspansi jangka panjang yang lebih agresif namun tetap terukur.

Ibtihal Afrah Watahani

Ibtihal Afrah Watahani

indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

OJK Waspadai Maraknya Jual Beli Kendaraan Tanpa BPKB

OJK Waspadai Maraknya Jual Beli Kendaraan Tanpa BPKB

Peretasan BI Fast Picu OJK Perketat Pengawasan Siber BPD

Peretasan BI Fast Picu OJK Perketat Pengawasan Siber BPD

Kemenkeu Perluas Surat Utang Tenor Pendek Tahun 2026

Kemenkeu Perluas Surat Utang Tenor Pendek Tahun 2026

Sejumlah Emiten Gelar RUPSLB Jelang Penutupan Tahun 2025

Sejumlah Emiten Gelar RUPSLB Jelang Penutupan Tahun 2025

Kredit Nganggur Perbankan Tembus Rp2.500 Triliun, OJK Angkat Suara

Kredit Nganggur Perbankan Tembus Rp2.500 Triliun, OJK Angkat Suara