Surplus Neraca Perdagangan September 2025 Dorong Ketahanan Ekonomi Indonesia Lebih Kuat
- Selasa, 04 November 2025
 
                                             JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia pada September 2025 merupakan kabar positif bagi ketahanan eksternal perekonomian. Surplus ini menjadi indikator kuat bahwa perdagangan internasional masih menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin, 3 November 2025, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus sebesar 4,34 miliar dolar Amerika Serikat (AS). Angka ini melanjutkan tren surplus pada Agustus 2025 yang tercatat sebesar 5,49 miliar dolar AS.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso menyampaikan bahwa Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait. Sinergi tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketahanan eksternal sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Baca JugaAutopedia Fokus Genjot Bisnis Mobil Bekas Lewat Ekspansi Digital
Kontributor Surplus: Nonmigas Tetap Dominan
Surplus neraca perdagangan September 2025 terutama didorong oleh perdagangan nonmigas. Neraca perdagangan nonmigas pada periode tersebut tercatat surplus 5,99 miliar dolar AS, seiring dengan ekspor nonmigas yang tetap kuat, mencapai 23,68 miliar dolar AS.
Ekspor nonmigas yang positif didukung oleh produk berbasis sumber daya alam dan manufaktur. Produk utama antara lain logam mulia, perhiasan/permata, besi, baja, serta mesin dan perlengkapan elektrik beserta bagiannya.
Berdasarkan negara tujuan, Tiongkok, Amerika Serikat, dan India tetap menjadi kontributor utama ekspor Indonesia. Kinerja ekspor ke negara-negara tersebut menjadi tulang punggung surplus perdagangan nonmigas.
Neraca Migas Terkendali
Sementara itu, neraca perdagangan migas pada September 2025 tercatat defisit sebesar 1,64 miliar dolar AS. Angka ini lebih rendah dibanding bulan sebelumnya, sejalan dengan penurunan impor migas yang lebih besar dibandingkan penurunan ekspor migas.
Defisit migas yang lebih kecil mencerminkan kemampuan Indonesia untuk menahan ketergantungan pada impor energi. Kondisi ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam menghadapi fluktuasi harga energi global.
Meski defisit migas masih ada, kontribusinya terhadap neraca perdagangan keseluruhan relatif kecil. Hal ini membuat surplus nonmigas menjadi faktor penentu utama ketahanan eksternal.
Prospek dan Sinergi Kebijakan
Bank Indonesia menekankan pentingnya sinergi antara kebijakan moneter dan fiskal dalam menjaga stabilitas eksternal. Langkah ini termasuk koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk memaksimalkan efektivitas kebijakan perdagangan dan investasi.
Ke depan, BI meyakini bahwa surplus neraca perdagangan dapat terus menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, stabilitas perdagangan diharapkan mampu menghadirkan iklim investasi yang kondusif bagi pelaku usaha.
Dengan dukungan ekspor nonmigas yang kuat dan defisit migas yang terkendali, Indonesia memiliki peluang menjaga ketahanan eksternal di tengah dinamika pasar global. Hal ini menjadi modal penting untuk memperkuat posisi ekonomi Indonesia di kawasan regional maupun global.
Tren surplus neraca perdagangan juga memberi sinyal positif bagi sektor manufaktur dan industri pengolahan. Produk-produk manufaktur unggulan yang menjadi kontributor utama ekspor memberikan indikasi adanya permintaan global yang stabil terhadap barang-barang buatan Indonesia.
Selain itu, pencapaian surplus perdagangan dapat meningkatkan cadangan devisa. Cadangan devisa yang memadai menjadi salah satu instrumen penting untuk menghadapi risiko eksternal, termasuk fluktuasi nilai tukar dan harga komoditas global.
Meski surplus perdagangan September 2025 menurun dibanding bulan sebelumnya, kondisi ini masih menunjukkan ketahanan ekonomi yang relatif baik. BI menilai bahwa tren ini dapat dijadikan pijakan untuk strategi jangka menengah hingga panjang.
Dengan tetap menjaga kinerja ekspor nonmigas dan mengelola defisit migas secara hati-hati, Indonesia berpeluang mempertahankan ketahanan eksternal yang sehat. Sinergi kebijakan lintas lembaga menjadi kunci agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil dan berkelanjutan.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
AHY Optimistis Utang Kereta Cepat Bisa Diselesaikan Tanpa Bebani Anggaran Negara
- Selasa, 04 November 2025
 
PLN Gelar Electric Run 2025, Bukti Nyata Komitmen Menuju Net Zero Emission
- Selasa, 04 November 2025
 
Buyback Emas Antam Tembus Rp2,15 Juta, Tren Naik di Tengah Gejolak Global
- Selasa, 04 November 2025
 
Dana Asing Rp12,8 Triliun Masuk ke Bursa, IHSG Kembali Menguat Signifikan
- Selasa, 04 November 2025
 
Berita Lainnya
Waskita Karya Fokus Restrukturisasi dan Garap Proyek Irigasi Baru
- Selasa, 04 November 2025
 
Terpopuler
1.
2.
3.
4.
5.
Kemdiktisaintek Angkat Tema Green Jobs di Science Film Festival 2025
- 04 November 2025
 













