Wijaya Karya Catat Pendapatan Rp9,09 Triliun, Fokus Perkuat Arus Kas dan Operasi
- Selasa, 04 November 2025
 
                                             JAKARTA - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp9,09 triliun hingga September 2025. Angka ini menurun 27,54% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp12,54 triliun.
Pendapatan WIKA berasal dari berbagai segmen, di antaranya infrastruktur dan gedung sebesar 39%, EPCC sebesar 25%, serta industri penunjang konstruksi 29%. Sisanya berasal dari segmen realty & properti serta investasi.
Strategi Konsisten untuk Fundamental Bisnis
Baca JugaAutopedia Fokus Genjot Bisnis Mobil Bekas Lewat Ekspansi Digital
Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menegaskan perusahaan terus menjaga fundamental bisnis agar tetap kompetitif. Upaya ini dilakukan meski industri konstruksi menghadapi tekanan dan tantangan yang cukup berat.
“Upaya konsisten yang dilakukan Perseroan meliputi delapan substream penyehatan seperti peningkatan tata kelola dan perbaikan portofolio order book,” ungkap Agung pada Jumat, 31 Oktober 2025. WIKA juga menjalankan empat pilar utama perbaikan arus kas, termasuk debt restructuring dan percepatan pencairan piutang.
Selain itu, Perseroan menerapkan operational excellence di seluruh lini bisnis untuk memastikan efisiensi operasional. Langkah ini juga melibatkan non-core asset recycling dari penyertaan investasi jangka panjang.
Efisiensi Utang dan Piutang
Hingga kuartal III-2025, WIKA berhasil menurunkan utang berbunga sebesar Rp2,20 triliun. Utang mitra kerja juga turun menjadi Rp924,58 miliar dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Perusahaan mencatat penurunan Account Receivable Days dari 142 hari menjadi 127 hari. Sementara Account Payable Days menurun dari 196 hari menjadi 158 hari, mencerminkan perputaran piutang dan pembayaran utang yang lebih efisien.
Upaya efisiensi ini membuat aktivitas operasi lebih sehat dan core operasi tetap positif sebesar Rp287,83 miliar. Hal ini menunjukkan WIKA mampu menjaga fundamental bisnis di tengah kondisi yang menantang.
Pendekatan Komunikasi dan Dukungan Stakeholder
Agung menambahkan, komunikasi intensif dengan seluruh stakeholder menjadi kunci keberhasilan penyehatan bisnis. Dukungan dari berbagai pihak sangat dibutuhkan agar langkah perbaikan arus kas dan efisiensi berjalan optimal.
Perseroan memastikan seluruh upaya penguatan ini dilaksanakan secara terintegrasi, termasuk koordinasi internal dan eksternal. Strategi ini diharapkan mampu menjaga stabilitas bisnis dan membangun kepercayaan mitra kerja.
Kinerja Keuangan Hingga September 2025
Hingga akhir September 2025, WIKA menanggung kerugian sebesar Rp3,21 triliun. Angka ini berbanding terbalik dibandingkan laba bersih Rp741,43 miliar pada periode sama tahun sebelumnya.
Meski demikian, penurunan pendapatan dan kerugian ini tidak membuat WIKA kehilangan fokus pada efisiensi operasional. Perusahaan tetap memprioritaskan upaya menjaga core operasi dan arus kas agar stabilitas jangka panjang tetap terjaga.
Langkah-Langkah Perbaikan Bisnis
Empat pilar perbaikan arus kas yang dijalankan meliputi debt restructuring, percepatan pencairan piutang, operational excellence, dan non-core asset recycling. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban finansial dan memperkuat posisi likuiditas perusahaan.
Delapan substream penyehatan lainnya berfokus pada tata kelola, perbaikan portofolio order book, serta penguatan manajemen risiko. Strategi ini diterapkan untuk memastikan setiap lini bisnis WIKA tetap produktif dan kompetitif.
Tantangan Industri dan Proyeksi WIKA
Industri konstruksi saat ini menghadapi tekanan akibat fluktuasi biaya material dan proyek yang tersendat. Meski demikian, WIKA berkomitmen menjaga performa bisnis agar tetap berdaya saing dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional.
Dengan strategi efisiensi dan penguatan arus kas, perusahaan optimistis mampu menghadapi tantangan ke depan. Fokus tetap pada menjaga core operasi positif, mengurangi kerugian, dan memperkuat portofolio proyek.
Pendapatan WIKA hingga September 2025 mencapai Rp9,09 triliun, menurun dibanding tahun lalu. Namun, melalui strategi efisiensi utang, piutang, serta operational excellence, WIKA tetap mampu menjaga core operasi positif dan fundamental bisnis tetap kompetitif.
Ke depan, komunikasi intensif dengan stakeholder, penyehatan portofolio, dan perbaikan arus kas menjadi kunci agar WIKA dapat pulih dari kerugian dan memperkuat posisi di industri konstruksi nasional.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
AHY Optimistis Utang Kereta Cepat Bisa Diselesaikan Tanpa Bebani Anggaran Negara
- Selasa, 04 November 2025
 
PLN Gelar Electric Run 2025, Bukti Nyata Komitmen Menuju Net Zero Emission
- Selasa, 04 November 2025
 
Buyback Emas Antam Tembus Rp2,15 Juta, Tren Naik di Tengah Gejolak Global
- Selasa, 04 November 2025
 
Dana Asing Rp12,8 Triliun Masuk ke Bursa, IHSG Kembali Menguat Signifikan
- Selasa, 04 November 2025
 
Berita Lainnya
Waskita Karya Fokus Restrukturisasi dan Garap Proyek Irigasi Baru
- Selasa, 04 November 2025
 
Terpopuler
1.
2.
3.
4.
5.
Kemdiktisaintek Angkat Tema Green Jobs di Science Film Festival 2025
- 04 November 2025
 













