Beras Jadi Penopang Inflasi Oktober 2025, Stabilkan Harga Pangan Nasional
- Rabu, 05 November 2025
JAKARTA - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai beras berhasil menjadi faktor utama peredam inflasi bulan Oktober 2025. Hal ini mencerminkan kinerja positif seluruh pihak dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan secara nasional.
“Alhamdulillah, beras menjadi peredam inflasi bulan ini. Ini menunjukkan kinerja positif dari seluruh pihak, terutama di sektor pangan, dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan,” ujar Tito di Jakarta, Rabu, 5 November 2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), harga beras nasional tercatat mengalami penurunan (deflasi) dan memberikan kontribusi signifikan menahan laju inflasi. Tren ini menunjukkan efektivitas kebijakan pemerintah dalam mengelola stok dan harga pangan.
Baca JugaHarga Minyak Sawit Mentah Menguat Lagi, CPO Kembali Menarik Minat Pasar
Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah
Dalam Rapat Koordinasi Inflasi di Kantor Pusat Kemendagri, Tito menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah. Koordinasi ini berhasil menjaga stabilitas harga bahan pokok, terutama beras, meskipun tekanan inflasi global masih terjadi.
“Kami terus genjot pangan agar harga dan ketersediaan tetap bagus. Dukungan Menteri Pertanian sangat penting untuk memperkuat sektor ini,” kata Mendagri. Deflasi beras terjadi di 23 provinsi, sementara tiga provinsi stabil dan 12 provinsi mengalami inflasi.
Ketersediaan beras di lapangan cukup terjaga berkat meningkatnya pasokan dan stabilnya produksi di tingkat petani. Data historis menunjukkan, dalam lima tahun terakhir, Oktober 2021, 2024, dan 2025 mengalami deflasi, sedangkan 2022 dan 2023 terjadi inflasi.
Kontribusi Sektor Pangan terhadap Inflasi
BPS mencatat inflasi Oktober 2025 berada di level 0,28 persen, dengan inflasi tahunan 2,86 persen, masih dalam kisaran aman. Penurunan harga beras membantu menahan laju kenaikan harga bahan pangan lainnya, meski komoditas lain, seperti emas perhiasan, mengalami kenaikan.
“Deflasi beras bulanan pada Oktober lebih dalam dibanding September 2025,” ujar Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti. Penurunan harga beras menandai hasil konkret dari kebijakan pangan nasional di tengah tantangan global.
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi, diikuti transportasi serta restoran dan jasa makanan minuman. Namun, kontribusi beras yang mengalami deflasi membantu menekan tekanan inflasi secara keseluruhan.
Produksi Beras Tertinggi Sejak 2009
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan capaian sektor pangan saat ini merupakan hasil kerja keras bersama. Produksi beras meningkat 4,15 juta ton, menjadi yang tertinggi sejak 2009, dan mencerminkan keberhasilan program Presiden memperkuat kedaulatan pangan.
“Berkat kerja sama semua pihak, termasuk petani, produksi ini sesuai prediksi FAO dan lembaga internasional,” kata Mentan. Peningkatan produksi membantu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan di seluruh Indonesia.
Namun, terdapat anomali harga di beberapa daerah untuk komoditas cabai, ayam, dan telur. Amran menyoroti praktik spekulasi pihak tertentu yang menjual beras kualitas rendah dengan label premium, merugikan konsumen.
Pengawasan Distribusi dan Posko Lapangan
Untuk menjaga harga tetap stabil, pemerintah memperkuat pengawasan distribusi melalui posko lapangan di 51 kabupaten. Upaya ini dilakukan bersama Bapanas, Bulog, dan Kementerian Perdagangan dengan sistem pemantauan terpadu.
“Kami menurunkan tim di 51 kabupaten untuk memantau harga dan pasokan. Sinergi ini memastikan stok mencukupi dan harga tetap terjangkau bagi masyarakat,” ujar Mentan. Posko ini menjadi pusat koordinasi dalam menghadapi lonjakan harga pangan dan mengantisipasi spekulasi pasar.
Fondasi Ketahanan Pangan Nasional
Amran optimistis kerja kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, dan aparat penegak hukum akan memperkokoh ketahanan pangan. Indonesia diyakini akan semakin mandiri dan tangguh menghadapi tantangan pangan ke depan.
“Dengan kerja sama lintas sektor, kita mampu mengelola pasokan dan harga pangan secara berkelanjutan,” tutup Mentan. Stabilitas harga beras menjadi contoh keberhasilan strategi pangan nasional yang dapat diaplikasikan pada komoditas lainnya.
Nathasya Zallianty
indikatorbisnis.com adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Program Cek Kesehatan Gratis 2025 Ungkap Masalah Kurang Aktivitas Fisik
- Rabu, 05 November 2025
Selvi Gibran Dorong Kemandirian Ekonomi UMKM Papua Barat Lewat Bantuan
- Rabu, 05 November 2025
Sjafrie Sjamsoeddin Tekankan TNI Harus Jadi Tentara Rakyat yang Profesional
- Rabu, 05 November 2025
Upaya Indonesia Memimpin Harmonisasi Standar Laboratorium Pengujian Halal Internasional
- Rabu, 05 November 2025
Berita Lainnya
Indonesia Catat 14 Juta Pelaku Usaha, Investasi dan Lapangan Kerja Meningkat
- Rabu, 05 November 2025
Indonesia Berhasil Tekan Harga Beras Dunia Lewat Produksi Nasional Besar
- Rabu, 05 November 2025
Kenaikan Harga Tembaga Dipicu Permintaan Global Kendaraan Listrik dan Energi Terbarukan
- Rabu, 05 November 2025
Sertifikasi Halal Dorong UMKM Indonesia Tembus Pasar Global dan Kuatkan Ekonomi
- Rabu, 05 November 2025
Mega Proyek Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap Targetkan Mulai Konstruksi 2026
- Rabu, 05 November 2025













